Sabtu, 19 Mei 2012

makalah KDK



TUGAS MAKALAH
KOMUNIKASI KEPERAWATAN DASAR
HILDEGARD E. PEPLAU



 











Kelompok 3

Agus Mulyanto
Asma’ul Fauziah
Era Yohans Ricky Alvian
Lina Oktaviani





DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang.............................................................................................................. 1
1.2.1. Tujuan Umum .................................................................................................... 2
1.2.2        Tujuan Khusus.................................................................................................. 2

BAB II               TUJUAN TERTULIS
2.1. Sejarah................................................................................................................... 3
2.2   Konsep Maeri..........................................................................................................4
2.2.1. Teori Peplau.................................................................................................. 4
2.2.2. Klien.............................................................................................................. 4
2.2.3.      Perawat........................................................................................................ 4
2.2.4.      Sumber Kesulitan........................................................................................ 6
2.2.5.      Proses Interpersonal.................................................................................... 6
2.3.  Aplikasi Asuhan Keperawatan................................................................................7
BAB III   PEMBAHASAN
Pembahasan.................................................................................................................. 9
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
            4.1. Kesimpulan........................................................................................................... 11
            4.2. Saran..................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA





i



I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan kita kesehatan, sehingga kelompok kita bias menyelesaiakan makalah ini. Makalah ini kita buat berdasarkan kebutuhan seorang perawat dan perawat merawat kliennya yang berdasarkan Teori / Keperawatan menurut Abdellah Paye dan Hildegard Peplau
Semoga makalah ini kita susun ini berguna dan bermanfaat, bagi yang membacanya terutama bagi para perawat, kritik dan saran sangat kita harapkan, karena kita manusai bias tidak pernah luput dan salah dan dosa.






Bogor, 9 desember 2011




Penulis






ii
BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi merupakan bagian dari masyarakat, serta akan berubah seirama dengan berubahnya masyarakat itu sendiri. Masyarakat terus-menerus berkembang dan mengalami perubahan. Era kesejagatan hendaknya oleh perawat dipersiapkan secara benar dan menyeluruh, mencakup seluruh aspek keadaan atau peristiwa yang terjadi atau sedang dan yang akan berlangsung dalam era tersebut.
Ada 4 skenario masa depan yang diprediksikan akan terjadi dan harus di antisipasi dengan baik oleh profesi keperawatan Indonesia ( Ma’arifin Husin, 1999 ) antara lain : a. masyarakat berkembang disini masyarakat akan lebih berpendidikan, lebih sadar akan hak dan hukum, menuntut berbagai jenjang pelayanan kesehatan/ keperawatan yang professional serta rentang kehidupan daya ekonomi masyarakat semakin melebar. b. Rentang masalah kesehatan yang semakin melebar mulai dari yang sederhana sampai pada masalah yang komplek c. IPTEK yang terus berkembang, dimana penggunaan teknologi dari yang sederhana sampai pada teknologi yang sangat canggih. d.. Tuntutan profesi terus meningkat.
Tantangan tersebut tentunya harus dapat dikelola dengan baik oleh profesi keperawatan keperawatan . Namun disisi lain ada permasalahan pokok yang dihadapi perawat Indonesia dalam sistem pelayanan kesehatan, seperti yang dikemukakan oleh Azrul Anwar, 1999 dikutip oleh Nursalam, 2002 adalah sebagai berikut : peran perawat professional yang belum optimal, terlambatnya pengakuan body of knowledge profesi keperawatan, terlambatnya pengembangan pendidikan keperawatan professional, terlambatnya pengembangan sistem pelayanan asuhan keperawatan professional.
Langkah strategik yang harus dilakukan dalam mengahadapi tantangan dan permasalahan diatas adalah “ the nurse should do no harm to your self “ ( Nigthtingale, dikutip oleh Nursalam 2002 ) artinya semua tindakan keperawatan harus dapat memenuhi kebutuhan pasien tanpa ada resiko negative yang ditimbulkan.



1
Hal ini ditegaskan oleh Lynn Basford dan Oliver Slevin ( 2006 ) yang menyatakan profesi keperawatan menginginkan adanya perawat yang berpikir, yaitu perawat yang tidak hanya melakukan tugasnya tanpa berpikir, namun yang memikirkan dengan cermat tentang apa yang dilakukannya dan bertindak bijaksana demi kepertingan pasien atau klien. Salah satu strategi adalah penerapan model keperawatan yang merupakan aplikasi praktek keperawatan berdasarkan teori, disamping itu peningkatan pendidikan, pengembangan Ilmu keperawatan, pelaksanaan riset keperawatan. Untuk dapat menerapkan model keperawatan  yang merupakan aplikasi praktek keperawatan berdasarkan teori maka perlu dipahami dahulu  konsep dan teori model keperawatan.

1.2     Tujuan
1.2.1     Tujuan Umum
Mampu memahami konsep dan teori model keperawatan.

1.2.2      Tujuan Khusus :
a.       Mampu menjelaskan pengertian konsep
b.      Mampu mengidentifikasi konsep utama keperawatan
c.       Mampu menjelaskan pengertian teori keperawatan
d.      Mampu mennguraikan proses penyusunan teori keperawatan
e.       Mampu menjelaskan karateristik teori keperawatan.
f.       Mampu menjelaskan model keperawatan beserta karateristiknya
g.      Mampu menjelaskan aplikasi praktek keprawatan berdasarkan teori.







2
BAB II
TUJUAN TERTULIS

2.1. Sejarah
Hildegard E. Peplau, PhD, RN, FAAN, yang dikenal sebagai “jiwa ibu menyusui,” meninggal di usia 89 tahun pada tanggal 17 Maret 1999. The only nurse to serve the ANA as executive director and later as president, she served two terms on the Board of the International Council of Nurses (ICN). Satu-satunya perawat untuk melayani ANA sebagai direktur eksekutif dan kemudian sebagai presiden, ia menjabat dua istilah di Dewan International Council of Nurses (ICN). In 1997, she received nursing’s highest honor, the Christiane Reimann Prize, at the ICN Quadrennial Congress. Pada tahun 1997, ia menerima kehormatan tertinggi keperawatan, yang Christiane Reimann Prize, pada Kongres ICN yg berlangsung empat tahun. In 1996, the American Academy of Nursing honored Peplau as a “Living Legend,” and, in 1998, the ANA inducted her into its Hall of Fame. (Extract from the “Peplau leaves legacy of achievement” article below – Nursing World May 1999) Pada tahun 1996, American Academy of Nursing Peplau dihormati sebagai “Legenda Hidup”, dan, pada tahun 1998, ANA dilantik-nya ke dalam Hall of Fame. (Kutipan dari “warisan daun Peplau prestasi” artikel di bawah ini – Keperawatan Dunia Mei 1999 )
Hildegard Peplau’s fifty-year career in nursing left an indelible stamp on the profession of nursing, and on the lives of the mentally ill in the United States. Hildegard Peplau lima puluh tahun karirnya di panti kiri cap yang tak terhapuskan pada profesi keperawatan, dan pada kehidupan para sakit jiwa di Amerika Serikat. She wore many hats – founder of modern psychiatric nursing, innovative educator, advocate for the mentally ill, proponent of advanced education for nurses, Executive Director and then President of the American Nurses Association, and prolific author.


3
 Dia mengenakan banyak topi – pendiri keperawatan jiwa modern, inovatif pendidik, advokat bagi penderita penyakit mental, pendukung pendidikan lanjutan untuk perawat, Direktur Eksekutif dan kemudian Presiden American Nurses Association, dan penulis produktif. Her life was often marked with controversy, which she faced with courage and determination. Hidupnya sering ditandai dengan kontroversi, yang dia dihadapkan dengan keberanian dan tekad.
2.2. Konsep Materi
2.2.1. Teori Peplau
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
2.2.2. Klien.
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi. Oleh adanya proses interpersonal.
2.2.3. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai
 dengan fase proses interpersonal.
Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.
4
Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut :
1.      Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerha sama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai.
2.      Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang memerlukan bantuan. perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
3.      Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama dalam megatasi masalah kesehatan.
4.      Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif klien.
5.      Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya.
6.      Konselor (consellor) meninhgkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.



5
2.2.4. Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.
2.2.5. Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu :
1.      Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian askep pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
2.      Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :

·         Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
·          Individu mandiri terpisah dari perawat.
·          Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat.

6
3.      Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.

4.      Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kea rah realisasi potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian pasien.
Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau(1952) berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Artinya suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat (hubungan antar manusia). Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai kematangan perkembangan kepribadian. Oleh sebab itu, perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat dan klien melalui peran yang diembannya (nara sumber, konselor, dan wali).
Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan bahwa keperawatan adalah proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur system asuhan kesehatan untuk menfasilitasi kondisi yang alami dari kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal.



7
2.3. Aplikasi Tahap Asuhan Keperawatan
Implementasi Teori Peplau
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.
Teori peplau merupakan teori yang unik dimana hubungan kolaborasi perawat klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubugan interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien. Ketika kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini orientasi, identifikasi, penjelasan dan resolusi.
Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrument perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model konseptual Peplau.







8
BAB III
PEMBAHASAN


Seorang perawat selain di tuntut untuk memiliki skill perawat juga harus bisa memahami diri sendiri, klien juga diharapkan dapat berperan aktif dalam proses  keperawatan agar terjadi hubungan interpersonal antara pasien dan perawat. Parawat dapat memberikan pengarahan kepada pasien agar pasien menjaga pola hidup baik psikis maupun fisiknya supaya terjaga dalam keadaan sejahtera.jawaban
Parawat sebagai mitra kerja harus menciptakan suasana yang harmonis atas dasar kemitraan, jadi harus dibina rasa saling percaya antara perawat dengan klien. Selain perawat sbagai mitra kerja disebut juga perawat sebagai narasumber, yang artinya perawat dapat memberikan informasi tentang kesehatan klien. Perawat sebagai pendidik yaitu, perawat dapat berupaya untuk memberi bimbingan kepada klien, kluarga klien atau orang terdekat klien, untuk mengatasi kesehatan klien. kepemimpinan, perawat harus mampu memimpin klien atau kluarga klien untuk mencegah masalah dalam kesehatan. Perawat sebagai pengasuh dan konselor, meningkatkan keadaan sehat pada klien.
Dalam keperawatan, perawat juga diharapkan bisa mengkaji kecemasan klien. Jika kecemasan dalam diri klien berkurang, maka akan menunju ke keadaan klien yang semakin baik. sebagai perawat juga di haruskan bisa menjaga rahasia klien yang menuju pada privasi klien, Sehingga klien tersebut bisa merasa nyaman dalam proses perawatan tersebut.
Dalam keperawatan tidak luput juga dari komunikasi, karena komunikasi sangat dibutuhkan dalam keperawatan. Komunikasi sangatlah berpengaruh dalam peroses asuhan keperawatan



9
Adapun fase dalam keperawatan fase orientasi, ada fase ini perawat dan klien bertindak sebagai dua individu yg saling belum mengenal selama masa orientasi. klien merupakan seseorang yg memerlukan bantuan profesioal dan perawat berperan membantu klien mengenali dan memahami masalahnya serta menentukan apa yg klien perlukan saat itu , jadi fase orientasi merupakan fase untuk menentukan adanya masalah.fase orientasi  ditentukan oleh sikap perawat dan klien dalam memberi / menerima selain itu fase ini juga dipengaruhi oleh ras, budaya, agama, pengalaman , latar belakang, dan harapan klien maupun perawat.akhir fase ini adalah klien bersama-sama mengidentifikasi adanya masalah serta menumbuhkan rasa saling percaya.














10
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif (Peplau, 1952) yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien (Torres, 1986). Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujun keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan unutuk membantu klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian (Chinn dan Jacobs, 1995). Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab itu perawat berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dank lien dimana perawat bertugas sebagai nara sumber, konselor, dan wali.

4.2. Saran
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandang sebagai sistem holistik yang terdiri dari bio-psiko-sosial-spiritual. Pada teori Peplau ini mempunyai kelemahan yaitu lebih menitikberatkan pada keperawatan jiwa, hal ini dapat dibuktikan pada gagasan Peplau yang dikembangkan pada pemantapan pengembangan kepribadian.







11
DAFTAR PUSTAKA

Peplau, H. (1952). Interpersonal relation in nursing. New York: G.P. Putnam’s Son

Tidak ada komentar:

Posting Komentar